Kringgg!!! Kringgg…
kringgg… Alarm ku berbunyi tepat pukul 05.00. Aku mematikan alarmku dan
melanjutkan tidur. Hingga akhirnya tepat pukul 6 pagi, bunda memaksaku untuk
bangun dan bersiap ke sekolah. Entah mengapa, hari itu rasanya aku malas
sekolah. Mungkin karena aku kecapekan karena kemarin banyak tugas sekolah yang
harus diselesaikan.
“Kak, ayo berangkat! Dinda udah telat nih!”seru Dinda,
adikku. “Iya, dek! Kakak masih sarapan nih! Nanti kakak lapar kalau gak
sarapan…”sahutku. Setelah sarapan, ayah mengantar aku dan Dinda menuju sekolah
masing-masing. Kebetulan, sekolah kami satu jalur. Sekolahku lebih dekat
dibandingkan sekolah Dinda. Jadi, ayah mengantarku terlebih dahulu.
Sesampai di sekolah, aku heran melihat teman-temanku yang
bergerumbul di depan mading sekolah. “Frio, Farah, ada apa sih? Kok ramai
sekali?”tanyaku yang sepertinya ketinggalan berita. “Sekolah kita mengadakan
kegiatan Studytour ke Hutan Alfo! Lebih jelasnya, lihat aja tuh di
mading!”jawab Frio. Tanpa basa-basi, aku menyelinap di antara teman-temanku dan
melihat poster yang ada di mading. Mau tahu posternya? Lihat saja dibawah ini!
Aku tersenyum senang membacanya. Nadia berkata, “Gimana,
kalian mau ikut?”. Aku menjawab, “Ikut dong!”. “Aku setuju! Aku pengen ikut…
Tapi biasanya, orangtuaku tidak membolehkanku karena terlalu khawatir
terhadapku. Nanti aku coba untuk merayu orangtuaku deh!”ucap Farah. “Kita pasti
bantu kamu kok Far!”tambah Alvin. “Thanks
all!”.
Sepulang sekolah, aku berlarian menuju dapur, berniat
untuk menghampiri bunda yang sepertinya sedang memasak. Bunda sedang menyiapkan
makan malam, karena waktu itu menunjukkan pukul 18.30. Hari itu aku ekskul Bulutangkis,
jadi jangan heran kalau pulangku malam seperti itu. Setelah makan malam bersama
bunda, ayah, dan Dinda, aku segera menceritakan Kegiatan Studytour yang
diadakan oleh sekolahku. “Bunda, ayah, tadi di sekolah ada pengumuman tentang
Kegiatan Studytour ke Hutan Alfo dan Lomba Karya Ilmiah. Aku ikut boleh
kan?”tanyaku. “Sebaiknya, kamu tidak perlu ikut nak! Bunda khawatir terhadapmu.
Hutan Alfo itu banyak binatang buas. Selain itu, lokasinya pun jauh dari kota
ini.”jawab ibu. Aku kecewa, padahal aku sangat berharap bisa mengikuti kegiatan
itu. “Apa tidak lebih baik Cherrysa ikut saja? Ini kan acara sekolah. Cherrysa
itu sudah besar, dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Selain itu juga banyak
guru dan teman-temannya yang akan menemaninya dan menjaganya.”sangkal ayah.
Kali ini ayah mendukungku. Terima kasih
ayah, batinku. “Cherrysa pengen belajar mandiri, Bunda.”tambahku. Bunda
akhirnya memperbolehkanku mengikuti kegiatan Studytour tersebut. Aku sangat
senang mendengarnya. Tapi, bagaimana dengan Frio, Farah, Alvin, dan Nadia ya?
Aku tidak sabar menanyakannya besok di sekolah.
Keesokan harinya di sekolah…
“Cherrysa! Kamu ikut studytour kan?”tanya Alvin membuka
pembicaraan. Aku mengangguk. “Yeeyyy!!! Kita semua dibolehkan untuk ikut!”seru
Nadia. “Lho, Farah juga dibolehkan?”tanya Frio. “Ya, aku dibolehkan ikut
kok!”jawab Farah. Kami berlima membentuk kelompok untuk lomba KIR dan menyusun
strategi menyelesaikan lomba.
Setiap hari, aku menghitung hari
menuju tanggal studytour. Aku sudah tidak sabar untuk menjelajah Hutan Alfo dan
mencari bahan untuk lomba. Aku tidak merasa takut sama sekali. Aku yakin,
banyak teman-teman dan guru yang akan melindungiku misalnya aku membutuhkan
pertolongan. Cuma 4 hari 3 malam saja, Insyaallah aku bisa melakukannya dengan
baik. Doakan ya teman-teman!
0 comments:
Post a Comment