Hari ini, tanggal 20
November 2013. Inilah hari yang kutunggu-tunggu. Kalian tahu mengapa? Hari ini
aku berangkat Studytour ke Hutan Alfo!!! Tentu senang sekali bukan? Meskipun
banyak perlengkapan yang harus aku bawa, tetapi itu tidak menjadi masalah
buatku. Aku selalu membayangkan betapa serunya berpetualang di hutan. Itulah
impianku sejak SD dulu. Dan akhirnya terwujud hari ini.
Aku dan teman-teman berkumpul di sekolah untuk berangkat
bersama. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Aku menikmati pemandangan sepanjang
perjalanan melalui kaca jendela bis. Sungguh indah sekali! Aku membayangkan
betapa indahnya hutan Alfo nanti. Keindahan ini mungkin tidak ada di kotaku.
“Radif, kamu kenapa sih? Dari tadi aku lihat kamu melamun
terus! Kamu sakit?”tanya Farah penuh perhatian. “Hah,, iya,, mmm,, eh,, aku
dari tadi melamun ya? Mmm,, aku nggak sakit kok! Cuma terkagum aja melihat
pemandangan disini bagus banget!”jawabku setengah kaget mendengar pertanyaan
Farah yang membuyarkan lamunanku. Akhirnya aku bercanda bersama teman-temanku.
Beberapa jam telah berlalu… Kayaknya Hutan Alfo sudah
dekat deh! Itu artinya sudah mau sampai. “Guys, kita sudah mau sampai
lho!”seruku. Semua teman-temanku terkaget mendengar teriakanku, lalu
menghentikan aktivitasnya masing-masing. “Cherrysa!!! Suaramu kenceng
banget!!!!!!”protes Fista. “Hehehe… Sorry!”ucapku merasa tak bersalah. Lima
menit kemudian, bis yang kami tumpangi memasuki kawasan Hutan Alfo. Anak-anak
bersorak gembira. Lalu kami bergegas turun dari bis dan mendengarkan Pemandu
berbicara.
“Anak-anak, hutan ini sering dimanfaatkan untuk wisata,
jadi binatang buas di hutan ini jumlahnya sedikit. Kalian harus berhati-hati
dengan Danau Alforia yang ada di sudut sana! (menunjuk sebuah arah). Jaga diri
kalian baik-baik. Diusahakan kalian juga tidak mendekati gua yang ada di
sebelah sana! (menunjuk sebuah arah). Kalian mengerti?”ucap Pemandu. “Mengerti
Pak!”jawab anak-anak kompak. Aku sebenarnya heran, mengapa kami semua tidak
dibolehkan mendekati sebuah danau dan gua. Tetapi, aku berusaha untuk melupakan
pertanyaanku, berpikir positif, dan menghilangkan sedikit rasa takut yang
menyelimuti hatiku.
Kami diberi kesempatan untuk berjalan-jalan melihat
pemandangan Hutan. Tetapi, kami tidak diperbolehkan berjalan terlalu jauh.
Setelah satu jam, kami disuruh berkumpul di penginapan dan beristirahat karena
hari sudah malam.
Satu kamar berisi 5 anak. Kamar cewek di lantai atas, dan
kamar cowok di lantai bawah. Aku satu kamar dengan Nadia, Farah, Fista, dan
Aliya. Aku merapikan barang-barangku dan kuletakkan tasku di pinggir tembok
sebelah tas milik Aliya.
Entah mengapa, aku berfirasat tidak baik saat itu. Aku
merasa, sepertinya aku tidak diperbolehkan untuk meneruskan studytourku.
Padahal selama ini aku tidak pernah takut saat bepergian jauh dari orangtua.
Aku tidak mengalami perasaan seperti ini waktu liburan SD dulu. Hatiku tidak
tenang. Ingin rasanya aku pulang dan berkumpul bersama keluargaku.
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam.
Biasanya jam segini aku masih bercanda dengan Dinda, atau melihat televisi
bersama bunda dan ayah di ruang keluarga. Aku sangat merindukan mereka. Padahal
baru sehari aku disini. Tiga hari lagi aku baru pulang. Aku menengok
teman-temanku. Sepertinya mereka sudah tidur lelap, mungkin karena kelelahan.
Aku berusaha memejamkan mataku, tetapi tidak bisa. Padahal aku sendiri lelah
dan menginginkan untuk tidur.
Tiba-tiba ada suara yang memanggilku. “Cherrysa, kamu
kenapa? Kok sepertinya tidak tenang begitu?”. Aku menoleh dan mencari arah
suara. Ternyata itu adalah suara Nadia. “Nggak kok, Nad! Tapi memang benar sih,
aku tidak tenang.”jawabku pelan. “Nggak tenang kenapa? Kangen sama Dinda
ya?”kata Nadia. “Iya, aku kangen sama Dinda. Tapi bukan karena itu yang buat
aku gak tenang.”ucapku. “Terus, karena apa?”tanya Nadia penasaran. Aku heran,
mengapa dia bertanya seperti itu. Selama ini Nadia tidak pernah bertanya sampai
jelas gitu. Apa mungkin dia juga merasa tidak tenang sepertiku? Ah, tidak ada
salahnya aku ceritakan apa yang aku rasakan.
“Gak tau kenapa, aku merasa tidak tenang Nad! Sepertinya
aku tidak dibolehkan untuk meneruskan studytour kita ini. Aku pengen
pulang…”ucapku pelan. Aku tidak pernah berbicara sepelan ini. Suaraku yang
biasanya keras, menjadi kecil seperti orang yang kehabisan suara. Tanpa
kusadari, perlahan-lahan air mataku menetes. Cherrysa menangis? Baru kali ini
aku menangis dihadapan temanku.
“Perasaan kita kok bisa sama ya? Aku juga merasa tidak
enak dengan studytour kita kali ini. Aku pengen pulang. Aku kangen sama
Kitty.”ucapnya. Ya ampun, kangen kok sama kucing? Hehehe… Nadia ada-ada aja
deh!
“Atau jangan-jangan ada sesuatu yang akan terjadi
diantara kita nanti?”kata Nadia. “Ah, jangan berpikir negatif seperti itu dong!
Aku jadi tambah takut nih!”balasku. Tapi benar juga sih apa yang dikatakan
Nadia. Kenapa perasaanku dan Nadia bisa sama seperti ini? “Kita tidur yuk! Kamu
pasti ngantuk kan?”ucapku. Nadia mengangguk. Aku tahu dari mata Nadia,
sepertinya dia tidak bisa tidur.
Sebelum tidur, aku menyempatkan waktu untuk berdoa kepada
Allah. Ya Allah, tenangkanlah hatiku…
Jauhkanlah aku dari pikiran yang negatif… Hapuslah rasa takut yang menghantui
hambamu ini, Ya Allah. Amin ya robbal ‘alamin…, doaku dalam hati. Setelah
berdoa, hatiku sedikit lebih tenang. Tak lama kemudian, aku dan Nadia tertidur
lelap menyusul Farah, Aliya, dan Fista.
0 comments:
Post a Comment