~~~ Welcome to my blog! And don't forget to visit again ^^ Arigato! ありがとう ~~~
Welcome to Chovanila Zone Blog! Please leave a chat or comment :)
RSS

Tuesday 11 November 2014

Air sungai yang mengalir



Anggap saja cerita ini fiktif,, ^-^               

Ketika air sungai mengalir begitu deras, diiringi tiupan angin tanpa henti, salahkah jika aku berpikir untuk mendapatkannya setiap detik dalam hidupku... Aliran sungai yang bergerak bebas, indah, adakah yang mengatur setiap butir air itu… Pandanganku tak beralih, masih menatapnya di dalam keheningan. Tak seberapa hening, namun aku menikmatinya.
        13 tahun sudah, diriku berada di dunia ini. Masih tetap tanpa tujuan, tak seperti halnya dengan air sungai yang kupandangi. 20 Juli 2014, dimana umurku akan bertambah esok lusa. Tak ada perubahan signifikan di hidupku, masih dengan kekosongan impian, maupun perasaan. Pantaskah aku melangkahkan kaki di sekolah menengah atas, dengan pemikiran dan umur yang seharusnya tak pantas… Lingkungan yang sangat berbeda, bisa dikatakan aku tak siap menerimanya.
      Berdiri di atas tanah dari sebuah daerah yang bukan asalku. Satu tahun sekali, menjelang hari kemenangan datang. Seketika aku merubah sifatku, semula pendiam menjadi ramah untuk sesaat. Hanya untuk kali ini saja, aku tak berpikir ini hal buruk. Bertutur kata sopan, mengasah otak mengenai kemampuan berbahasa Jawa krama ku, yang belum sepenuhnya aku kuasai.
        Masih disibukkan dengan pengetikan naskah, hobi, ditambah kunjungan dari orang-orang berbagai penjuru. 22 Juli 2014, hari penambahan umurku. Meskipun hari itu banyak orang yang mengajak bicara denganku, tak satupun membahas hari penambahan umurku. Tak ada perubahan signifikan dari tahun ke tahun, masih sama, itu saja kesimpulannya.
         Seseorang hadir dalam kehidupanku. Bukan kehidupanku yang sebenarnya, namun kehidupan fiksi yang tak jelas kapan dimulainya. Menjalin hubungan dengannya sebagai yang kedua, selama aku berada di kehidupan itu. Tujuh hari yang berlalu indah, aku tak mengatakan itu hal buruk. Ketika semua berakhir, aku tak seberapa sedih karenanya. Tak ada air mata untuk kehidupan yang tak nyata, itulah prinsipku.
         Maaf, apabila hanya kata itu yang dapat kau ucapkan, mengapa aku harus menerimamu? Kehidupanku yang tak nyata itu, bahkan aku ingin menghapusnya. Menjalin hubungan di kehidupan nyata, memang bukan ide yang buruk untuk itu. Namun, perasaan dan pemikiranku tak mengatakan bahwa aku harus melakukannya. Masih ada seseorang yang aku sukai, dan telah berlangsung 2 tahun perasaan itu. Aku tak dapat menghapusnya begitu saja, dan menerimamu di kehidupan nyataku. Tingkatan perasaanku terlalu rendah untukmu, hanya sebagai teman. Maaf…
          Di saat yang berdekatan, seseorang yang sangat aku sayangi meskipun belum lama kenal, memintaku untuk menjadi miliknya. Aku menganggapnya sebagai kakak, bahkan tingkatan perasaanku kepadanya melebihi tingkatan perasaanku kepada seseorang yang aku sukai selama ini. Apa yang salah dengan diriku, aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku ingin memilikinya, padahal masih ada orang lain yang kusuka. Sungguh egois, diriku…
      Waktu terus berjalan, hingga hubungan itu berjalan 1 bulan. Perasaanku mengatakan, aku masih menganggapnya kakak. Sifat, sikap, hingga perlakuannya padaku, aku merasakan sebuah ketulusan. Cinta tumbuh karena terbiasa, aku yakin suatu hari dapat melupakannya, melupakan seseorang yang kusukai selama 2 tahun itu. Tanpa disadari, perlahan diriku telah menghapus perasaan itu sepenuhnya.
      Ketulusan itu, hingga akhirnya aku berhenti menganggapmu kakak dan mencintaimu sepenuhnya. Namun, aku tak mengerti dengan apa yang kuucapkan. Perasaan dan pemikiranku tidak sejalan. Kenyataannya diriku tidak ingin menganggapmu kakak lagi, tetapi justru sebaliknya yang kukatakan. Inilah aku, yang tak mampu menguasai diriku sendiri, diriku yang tak dapat mengendalikan perasaan maupun pemikiran. Diriku yang bodoh, jauh dari anggapan orang-orang terhadapku.
         Mungkin terlalu sering, perasaan dan pemikiranku itu tak sejalan. Alhasil, apa yang kuucapkan sama sekali tidak sesuai dengan apa yang ingin kuucapkan. Mengendalikan diriku yang memiliki 2 sifat, sangatlah sulit menurutku. Diriku yang pendiam, faktor lingkunganlah yang menuntutku untuk berkepribadian ceria. Rasa heran menyelimutiku, mengapa orang-orang selalu mempeributkan IQ-ku, dan tidak menanyakan bagaimana perasaan seseorang yang memiliki IQ itu… sungguh menyedihkan hidup sepertiku .-.
          Kini hidupku memiliki tujuan, impian dan perasaanku juga tak lagi kosong. Terima kasih karena telah mengajarkanku untuk memiliki itu, dan mengisi perasaanku. Seperti air sungai yang mengalir, rasa itu mengalir begitu saja, bebas…
        Tanpa prakiraan sebelumnya, akhirnya hubungan ini berakhir dengan baik. Tanpa pertengkaran, maupun perdebatan. 11 November 2014, bukan tanggal yang buruk. Alasan itu, sama sekali tidak mendiskripsikan siapa dirimu. Perputaran waktu. Seandainya diriku masih memiliki waktu untuk berterima kasih.. Masih banyak juga kata maaf yang perlu disampaikan.. Namun, sepertinya tak ada lagi waktu untukku mengucapkan itu. Air sungai yang mengalir tiada henti, ternyata memiliki hubungan seperti itu hanyalah mimpi.
        Terlalu banyak air mata untuk hari ini. Hari yang penuh dengan kejadian buruk, menghadapi tiga masalah sekaligus dalam satu hari. Kumohon, segeralah berganti hari. Namun, aku tak menganggap hari ini hari yang buruk, tetapi hari yang dipenuhi dengan kejadian buruk, itu saja... Sekiaaaan ^-^

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment