~~~ Welcome to my blog! And don't forget to visit again ^^ Arigato! ありがとう ~~~
Welcome to Chovanila Zone Blog! Please leave a chat or comment :)
RSS

Thursday 2 May 2013

Kumpulan Cerpenku (Boneka Beruang dan Sepeda Butut)



BONEKA BERUANG DAN SEPEDA BUTUT
            Putri berjalan lesu sepulang sekolah. Ia sangat tersinggung dengan perkataan Sarah ketika di kelas. Hampir setiap hari, Sarah selalu mengejek Putri karena keadaan ekonomi keluarga Putri yang kurang mampu. Sarah juga sering memamerkan boneka beruangnya kepada Putri. Meskipun begitu, Putri tak pernah marah atau iri terhadap Sarah.
            “Ibu, Putri kesal! Mengapa hanya karena masalah ekonomi, Putri selalu diejek? Memangnya Putri salah apa?”ucap Putri seraya menangis dan memeluk ibunya. “Kau tak salah, nak! Mereka itu sombong atas apa yang diberikan orangtuanya. Kekayaan tidak selamanya kita miliki. Mereka tidak mengerti susahnya hidup, seberapa lelahnya orang tua mereka mencari nafkah. Kau harus bersabar nak, dan menerima keadaan. Maafkan ibu, jika ibu belum bisa membahagiakanmu seperti teman-temanmu…”kata ibu lirih disertai tangis.
            “Jangan berkata seperti itu, ibu! Ibu telah membahagiakanku dengan kasih sayang yang selama ini ibu curahkan. Putri menghargai pengorbanan ibu, dan bagi Putri kasih sayang itu melebihi harta. Apa yang ibu berikan selama ini itu sangatlah lebih dari cukup. Putri berjanji, akan menerima keadaan dengan sabar dan tabah.”balas Putri sambil mengusap air matanya. Ibu membelai rambut Putri yang panjang nan hitam lebat itu.
            Sejak saat itu, Putri tak pernah menangis dalam kesedihan. Kini ia menjadi anak yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan dan ejekan teman-temannya, terutama Sarah.
            Suatu pagi, seperti biasanya Putri berangkat ke sekolah mengendarai sepeda bututnya. Bagi Putri, sepeda itu sangat berarti, karena merupakan peninggalan almarhum ayahnya. Putri tak merasa malu dengan apa yang dimilikinya.
            “Sepeda butut datang.. Sepeda butut datang.. Hahaha!”ejek Sarah setelah melihat Putri datang dan memarkir sepedanya. “Ih, kasihan banget sih, harus naik sepeda butut setiap ke sekolah!”tambah Devi, sahabat Sarah. “Kalian jangan pernah lagi mengejek aku! Meskipun sepeda ini butut, aku tetap menyayanginya. Sepeda yang sangat berarti dalam hidup aku!”balas Putri dengan nada keras. Sarah berbisik kepada Devi, “Tumben Putri melawan, biasanya kan langsung nangis?”. “Gak tau tuh, aneh!”jawab Devi.
            Setiap kali jam istirahat sekolah, Sarah selalu bermain bersama boneka beruangnya. Dan tak lupa, ia juga memamerkannya kepada Putri.
            “Putri, boneka beruangku bagus lho! Ini tuh mahal, oleh-oleh dari Papi ku yang baru pulang dari Swiss. Kalau sepeda bututmu, oleh-oleh dari negara mana?”ucap Sarah dengan nada mengejek. “Negara  kuno! Kan butut-butut gitu…”tambah Devi. “Kalian memang tak tahu seberapa berharganya sepeda itu! Sepeda yang penuh arti…”kata Putri. Lalu ia berlari meninggalkan tempat.
            Putri tak menghiraukan ucapan Sarah dan Devi barusan. Untuk apa dihiraukan, malah menambah penyengsaraan.
            Setiap hari, Putri selalu merawat sepedanya. Meskipun kuno, sepeda Putri tampak bagus dan bersih. Ia selalu menyempatkan waktu untuk membersihkan sepedanya. Karena memang sepeda itulah, satu-satunya kendaraan yang keluarga Putri miliki. Putri anak yang telaten dan rajin.
            Suatu hari, kelas dihebohkan oleh satu orang, yaitu Sarah. Putri yang tak mengerti apa-apa hanya ikut mendengarkan tangisan Sarah. “Boneka beruangku hilang! Boneka itu sangat berharga buat aku! Hiks..hiks..hiks..!”ucap Sarah serta tangisannya yang cetar membahana. Putri heran, mengapa boneka itu bisa hilang? Sarah sangat menyayangi bonekanya. Putri berjanji dalam hati, sepulang sekolah nanti, ia akan mencari boneka milik Sarah, boneka yang selama ini selalu dipamerkan kepadanya.
            Kring..kring..kring!!!!!!!!! Bel pulang sekolah telah berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas dan menuju pintu gerbang menunggu jemputan. Namun, Putri malah berkeliling menjelajahi sekolah. Barangkali ia menemukan boneka Sarah.
            Setelah 3 jam memutari sekolah, Putri lelah. Ia tidak menemukan hasil apa-apa. Tiba-tiba ia berfikir. Mungkin saja boneka itu jatuh ketika Sarah berangkat sekolah? Tanpa pikir panjang, ia mengayuh sepedanya dan menelusuri jalan menuju rumah Sarah.
            “Kok dari tadi nggak ketemu ya?”keluh Putri. Jalan yang ditempuh memang cukup jauh dari sekolah menuju rumah Sarah. Sebenarnya Putri ingin pulang. Tetapi ia tidak tega melihat Sarah yang begitu sedih kehilangan barang yang disayanginya. Putri seolah lupa dengan apa yang telah dilakukan Sarah terhadapnya.
            Sepanjang jalan, Putri hanya melihat rumput yang hijau dan bergoyang searah dengan angin. Hasilnya tidak seperti apa yang dia harapkan.
            Tiba-tiba kayuhannya terhenti. Putri melihat sebuah boneka beruang berwarna coklat tergeletak diantara rerumputan yang penuh kerikil dan batu kecil. Ia mengambil boneka itu. Boneka yang kotor, berlumur tanah dan bau. Ternyata milik Sarah! Putri segera menuju rumah Sarah untuk mengembalikan boneka beruang itu.
            Sesampai di rumah Sarah, ia meletakkan sepedanya dan menekan tombol ‘bell’ seraya mengetuk pintu rumah Sarah. Rumah Sarah sangatlah bagus, bertingkat 3, terkesan mewah. Di garasinya terdapat 3 buah mobil, dan 5 sepeda motor. Putri tidak melihat satupun sepeda ontel di sana.
            Pintu pun terbuka. Ternyata Sarah sendiri yang membukakan pintu. “Ada apa kamu kesini?”tanya Sarah sinis. Putri melihat raut muka Sarah. Sarah berusaha menyembunyikan kesedihannya. Sepertinya, Sarah tadi menangis. Putri semakin iba melihat kesedihan Sarah.
            “Aku kesini nggak lama kok! Sarah, aku tadi menemukan bonekamu di pinggir jalan. Boneka ini tergeletak di antara rerumputan. Mungkin saja boneka ini jatuh saat kamu berangkat sekolah tadi!”ucap Putri seraya menyerahkan sebuah boneka kepada Sarah. Sarah pun menerimanya. Raut mukanya tampak senang.
            “Bonekaku!!! Terima kasih ya Putri!”balas Sarah. “Iya sama-sama. Aku pamit dulu ya!”kata Putri. “Tunggu! Jangan pulang dulu… Aku minta maaf ya kalau selama ini aku bersikap tidak baik kepadamu. Aku sering mengejekmu, menghinamu, banyak sekali! Maafkan aku.. Aku janji tidak akan bersikap sombong lagi mulai sekarang.”ucap Sarah. Putri dan Sarah berpelukan. “Aku sudah memaafkanmu sejak dulu, Sarah.”jawab Putri.
            “Oh ya, untuk tamu spesial, silahkan  masuk dan silahkan duduk.”ucap Sarah mempersilahkan. "Terima kasih nona!”balas Putri. “Hahaha…”. Mereka tertawa mendengar ucapan masing-masing.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment